Komparasi Biaya Riil Rumah Sakit dengan Tarif INA-CBGs pada Penderita Thalasemia di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2018

  • Sri Wahyuni Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Pascasarajana, Universitas Muhammadyah Aceh, Banda Aceh
  • Irwan Saputra Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Pascasarajana, Universitas Muhammadyah Aceh, Banda Aceh
  • Farida Hanum Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Pascasarajana, Universitas Muhammadyah Aceh, Banda Aceh
Keywords: JKN, Biaya Riil, Tarif INA-CBGs, Thalasemia

Abstract

Latar Belakang. Biaya riil merupakan tarif yang digunakan rumah sakit berdasarkan jasa per pelayanan sesuai Peraturan Daerah. Sedangkan Tarif INA-CBGs merupakan paket pembiayaan kesehatan berbasis kasus dengan mengelompokkan berbagai jenis pelayanan menjadi satu kesatuan. Terdapat perbedaan biaya riil rumah sakit dengan Tarif INA-CBGs pada pembayaran klaim Jamkesmas pada penyakit Thalasemia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis komparasi biaya riil dengan Tarif INA-CBGs pada penderita thalasemia di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2018.

Metode Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian Retrospektif. Objek pada penelitian ini adalah berkas klaim dan rekam medis seluruh pasien Jamkesmas Thalasemia bulan juni tahun 2018 berjumlah 80 penderita. Analisis data menggunakan uji Saphiro Wilk untuk menguji kenormalan data dan uji Wilcoxon untuk membandingkan rata-rata biaya riil dan Tarif INA-CBGs.

Hasil Penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi selisih yang signifikan pada biaya riil rumah sakit dengan Tarif INA-CBGs yang ditunjukkan dengan nilai p value = 0.0001. Selisih biaya riil rumah sakit dengan tarif INA-CBGs adalah sebesar Rp.278.512.175. Biaya riil rumah sakit tertinggi adalah Rp.10.261.200 dan biaya riil rumah sakit terendah Rp.3.235.212 dengan rata-rata Rp.7.123.705, sedangkan Tarif INA-CBGs tertinggi adalah Rp.12.161.800 dan Tarif INA-CBGs terendah adalah Rp.4.143.700 dengan rata-rata Rp.10.484.300.

Kesimpulan. Dari penelitian ini didapatkan bahwa Tarif INA-CBGs lebih tinggi dari biaya riil rumah sakit, jadi rumah sakit mendapatkan surplus dari pembiayaan Thalasemia.

Introduction. Real cost is a rate used by a hospital based on each treatment in accordance with Regional Regulations. Whereas INA-CBGs tariff is a case-based health financing package by grouping various types of services into a single entity. There are differences between the hospital’s real cost and INA-CBGs tariff on claim payment of Public Health Insurance on thalassemia. This study aims to analyze the comparison between real cost and INA-CBGs tariff on thalassemia patients at Regional Public Hospital of dr. Zainoel Abidin in 2018.

Method. This study is an analytical observational study with a retrospective research design. The objects of this study are claim files and medical records of all 80 patients of Public Health Insurance of thalassemia in June of 2018. Data analyses use Shapiro-Wilk test to test the normality of the data and Wilcoxon test to compare the average of real cost and INA-CBGs tariff.

Resulth. The results of the study show a significant difference between the hospital’s real cost and INA-CBGs tariff which is indicated by p value = 0.0001. The difference between the hospital’s real cost and INA-CBGs tariff is Rp.278,512,175. The highest hospital’s real cost is Rp.10,261,200, the lowest hospital’s real cost is Rp.3,235,212 and the average is Rp.7,123,705. Whereas the highest INA-CBGs tariff is Rp.12,161,800, the lowest INA-CBG tariff is Rp.4,143,700 and the average is Rp.10,484,300.

Conclusion. Thus INA-CBGs tariff is higher than the hospitals real cost, so the hospital gets a surplus from Thalassemia financing.

 

Published
2021-02-20