Tantangan dalam Diagnosis dan Tatalaksana Tuberkulosis pada Anak
Abstract
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular dengan permasalahan yang komplek, baik dari aspek diagnosis maupun tatalaksana dan upaya pencegahan yang belum mencapai sasaran. Tingkat morbiditas dan mortalitas dari penyakit TB masih tinggi. Kesulitan menegakkan diagnosis definitif karena sulitnya menemukan M. tuberculois. Demikian juga dengan sistem skoring juga mengandung kelemahan. Disamping tantangan dalam hal diagnosis, persoalan lainnya adalah tingkat keberhasilan terapi. Disamping faktor obat antituberkulosis, keberhasilan terapi TB dipengaruhi oleh faktor penderita dan faktor M. tuberculosis. Karena itu, walaupun penderita telah menjalani pengobatan selama waktu minimal enam bulan belum tentu sembuh. Karena itu, keputusan menghentikan terapi TB merupakan sesuatu yang sulit dan dilematis karena berefek pada penderita. Jika terapi obat antituberkulosis dihentikan padahal masih ada M. tuberculosis yang belum dimusnahkan, maka berisiko berlanjutnya infeksi. Sebaliknya, jika terapi tidak dihentikan, padahal semua M. tuberculosis telah dimusnahkan, maka berisiko terus terjadinya paparan terhadap organ tubuh oleh obat antituberkulosis, dengan sejumlah efek samping obat yang mungkin terus terjadi. Karena itu, keputusan menghentikan atau melanjutkan terapi harus didasarkan pada pemeriksaan yang lebih akurat. Prioritas pencegahan adalah menemukan dan mengobati penderita TB dewasa yang menjadi sumber penularan.