Disfagia dan Radiodermatitis pasca Kemoradiasi pada Pasien Karsinoma Laring
Abstract
Abstrak
Latar belakang: Radioterapi dengan atau tanpa kemoterapi secara bersamaan merupakan pengobatan kuratif pada penderita karsinoma laring. Laring adalah saluran aerodigestif bagian atas yang rentan terhadap kerusakan akibat kemoradiasi yang dapat menimbulkan disfagia orofaringeal. Radioterapi juga berkaitan dengan resiko infeksi pada area leher akibat pengaruh radiasi terhadap imunitas secara langsung ataupun efek radiasi pada barier mukosa kulit.
Tujuan: Menjelaskan faktor resiko dan patofisiologi terjadinya disfagia dan radiodermatitis pasca kemoradiasi dan langkah-langkah penanganannya yang diharapkan mampu mencegah timbulnya disfagia pasca radioterapi dengan atau tanpa kemoradiasi.
Laporan kasus: Melaporkan kasus laki-laki usia 51 tahun penderita karsinoma laring yang telah menjalani total laringektomi yang menunjukkan gejala disfagia orofaringeal dan radiodermatitis setelah kemoradiasi.
Metode: Penelusuran artikel jurnal dan literatur melalui search engine Google schoolar, PUBMED, dan NCBI
Kesimpulan: Disfagia paska kemoradiasi pada pasien karsinoma laring adalah disfagia orofaringeal yang dapat menimbulkan cedera mukosa akut (early radiation injury) selama beberapa minggu atau beberapa bulan (< 6 bulan) atau dapat menimbulkan cedera kronis (delayed radiation injury) setelah 6 bulan atau bahkan > 1 tahun kemudian paska kemoradiasi. Ukuran tumor, radiasi bersamaan dengan kemoterapi, dan riwayat diseksi leher adalah faktor resiko keparahan disfagia. IMRT dan rehabilitasi (exercise) adalah langkah pencegahan disfagia setelah kemoradiasi.
Kata kunci: Disfagia paska kemoradiasi, radiodermatitis, karsinoma laring