Radioterapi pada Karsinoma Nasofaring
Abstract
Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan salah satu jenis kanker kepala dan leher dengan tingkat insiden yang tinggi di Indonesia. Karsinoma nasofaring bersifat radiosensitif, sehingga radioterapi (RT) masih dianggap sebagai metode pengobatan utama. Tindakan radioterapi menunjukkan perubahan anatomi yang signifikan akibat penurunan berat badan dari penyusutan tumor primer dan/atau kelenjar getah bening yang terlibat. Radioterapi umumnya dapat menjadi pilihan utama pada stadium I dan II serta dikombinasikan dengan kemoterapi dan terapi lainnya pada stadium lanjutan. Tujuan utama dari radioterapi adalah memberikan dosis radiasi yang letal pada volume target (tumor). Teknik radioterapi yang dapat diterapkan pada KNF antara lain Dimensional-Conformal Radiotherapy, Intensity-Modulated Radiotherapy (IMRT), Volumetric Modulated Arc Therapy (VMAT) dan Helical Tomotherapy. Tinjauan ini bertujuan untuk membahas teknik-teknik radioterapi yang umum digunakan pada terapi KNF.
Nasopharyngeal carcinoma (NPC) is one of the top types of head and neck cancer with a high incidence rate in Indonesia. Due to it is radiosensitive, radiotherapy (RT) is still considered the main treatment method in NPC. Radiotherapy shows significant anatomical changes due to weight loss from the shrinkage of the primary tumor and/or involved lymph nodes. Radiotherapy is generally the main choice treatment in stages I and II and combined with chemotherapy and other treatments in advanced stages. The main goal of radiotherapy is to deliver a lethal dose to the target volume (tumor). Radiotherapy techniques that can be applied to NPC include Dimensional-Conformal Radiotherapy, Intensity-Modulated Radiotherapy (IMRT), Volumetric Modulated Arc Therapy (VMAT) and Helical Tomotherapy. This review aims to discuss radiotherapy techniques commonly used in NPC therapy.