Manajemen Anestesi pada Ketidakseimbangan Natrium dan Kalium
Abstract
Ketidakseimbangan natrium dan kalium dalam darah merupakan bentuk dari gangguan elektrolit. Ketidakseimbangan natrium dan kalium sering terjadi pada periode perioperatif dan intraoperatif. Ini berdampak pada perubahan fungsi kardiovaskular, neurologis, dan neuromuskular, serta meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien selama periode perioperative. Tanda tanda utama hiponatremia juga bersifat neurologis dan diakibatkan oleh peningkatan air pada intrasel. Tingkat keparahannya biasanya dihubungkan dengan kecepatan terjadinya hipoosmolalitas ekstraseluler. Tatalaksana pendahuluan pada ketidakseimbangan natrium tergantung pada kondisi klinis dan laboratorium, apakah hiponatremia atau hipernatremia. Pengobatan disesuaikan dengan status volume intravaskular, namun seperti pada hiponatremia, koreksi konsentrasi Na+ tidak boleh lebih cepat dari 10 mEq/L/hari kecuali jika onsetnya sangat akut. . Pasien hipernatremik dengan kadar natrium tubuh yang meningkat harus diterapi dengan loop diuretik dan 5% dekstrase dalam air secara intravena. Gangguan keseimnangan kalium, baik berupa hipokalemia maupun hiperkalemia, dapat disebabkan oleh perubahan asupan kalium, gangguan ekskresi, atau pergeseran trnnseluler. Manajemen hipokalemia intraoperatif memerlukan monitoring EKG yang lebih waspada. Potasium intravena harus diberikan apabila terjadi disritmia atrial atau ventrikular. Larutan intravena yang bebas glukosa harus digunakan dan hindari hiperventilasi untuk mencegah penurunan kalium lebih lanjut. Hiperkalemia yang lebih dari 6 meq/L harus diterapi karena potensial lethal. Terapi yang dilakukan ditujukan untuk mengatasi manifestasi yang timbul pada jantung, dan kelemahan yang terjadi pada otot skeletal, dan mengembalikan kalium plasma menjadi normal.
An imbalance of sodium and potassium in the blood is a form of electrolyte disorder. Sodium and potassium imbalances often occur in the perioperative and intraoperative periods. This results in changes in cardiovascular, neurological, and neuromuscular function, as well as increasing patient morbidity and mortality during the perioperative period. The main signs of hyponatremia are also neurological and result from increased intracellular water. Its severity is usually related to the rate at which extracellular hypoosmolality occurs. Preliminary management of sodium imbalance depends on the clinical and laboratory conditions, whether hyponatremia or hypernatremia. Treatment is adjusted to intravascular volume status, but as with hyponatremia, correction of Na+ concentration should not be more rapid than 10 mEq/L/day unless the onset is very acute. . Hypernatremic patients with elevated body sodium levels should be treated with loop diuretics and 5% dextrose in water intravenously. Potassium balance disorders, whether in the form of hypokalemia or hyperkalemia, can be caused by changes in potassium intake, excretion disorders, or cellular shifts. Intraoperative management of hypokalemia requires more vigilant ECG monitoring. Intravenous potassium should be given if atrial or ventricular dysrhythmias occur. Glucose-free intravenous solutions should be used and hyperventilation avoided to prevent further potassium depletion. Hyperkalemia of more than 6 meq/L must be treated because it is potentially lethal. The therapy carried out is aimed at treating manifestations that arise in the heart, and weakness that occurs in the skeletal muscles, and returning plasma potassium to normal.