Hubungan Sumber Polutan dalam Rumah dengan Kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Lubuk Sanai, Mukomuko, Bengkulu

  • Syarifatul Husna Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia
  • Sakdiah Sakdiah 2. Departemen Biokimia, Program Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
  • Ratna Idayati Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
  • Mulya Safri Departemen Ilmu Ksehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
  • Vera Dewi Mulia Departemen Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Keywords: ISPA, Faktor Resiko, Polutan

Abstract

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) merupakan penyebab kesakitan dan kematian penyakit menular yang paling banyak terjadi pada bayi dan balita. Salah satu faktor resiko yang meningkatkan terjadinya ISPA adalah pencemaran dalam ruangan. Pencemaran udara memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ISPA pada balita. Pencemaran dalam ruangan yang dimaksud seperti asap rokok, penggunaan obat nyamuk bakar, penggunaan bahan bakar memasak, asap kendaraan dan pengelolaan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sumber polutan dalam rumah dengan kejadian ISPA pada balita. Jenis penelitian ini analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling dengan jumlah sampel 47 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa 29 balita (61,7%) mengalami ISPA dan 18 balita (38,3%) tidak mengalami ISPA. Hasil analisis menggunakan uji koefisien kontingensi, menunjukan hasil p=0,000 yang berarti terdapat hubungan antara asap rokok dengan kejadian ISPA pada balita, p=0,855 yang berarti tidak terdapat hubungan antara penggunaan obat nyamuk dengan kejadian ISPA pada balita, p=0,291 yang berarti tidak terdapat hubungan antara penggunaan bahan bakar dengan kejadian ISPA pada balita, p=0,543 yang berarti tidak terdapat hubungan antara asap kendaraan dengan kejadian ISPA pada balita, p=0,000 yang berarti memiliki hubungan antara pengelolaan sampah dengan kejadian ISPA pada balita. Kesimpulan penelitian ini adalah sumber polutan dalam rumah yang dapat menyebabkan terjadinya kejadian ISPA pada balita yaitu asap rokok dan pengelolaan sampah.

ARI (Acute Respiratory Infection) is the most common cause of infectious disease morbidity and mortality in infants and toddlers. One of the risk factors that increase the occurrence of ARI is indoor pollution. Air pollution has a significant effect on ARI in toddlers. Indoor pollution is referred to as cigarette smoke, use of mosquito coils, use of cooking fuel, vehicle fumes and waste management. This study aims to determine the relationship of pollutant sources in the house with the incidence of ARI in children under five. This type of research is analytic observational with a cross sectional approach. Sampling was done by purposive sampling technique with a total sample of 47 respondents who met the inclusion and exclusion criteria. Data collection was done using a questionnaire. The results showed that 29 toddlers (61.7%) had ARI and 18 toddlers (38.3%) did not experience ARI. The results of the analysis using the contingency coefficient test, show the results of p = 0.000 which means that there is a relationship between cigarette smoke and the incidence of ARI in toddlers, p = 0.855 which means there is no relationship between the use of mosquito repellent and the incidence of ARI in toddlers, p = 0.291 which means there is no the relationship between fuel use and the incidence of ARI in toddlers, p=0.543 which means there is no relationship between vehicle fumes and the incidence of ARI in toddlers, p=0,000 which means there is a relationship between waste management and the incidence of ARI in toddlers. The conclusion of this study is the source of pollutants in the house that can cause the incidence of ARI in toddlers, namely cigarette smoke and waste management.

Published
2022-09-08