Analisis Kasus Kematian Bayi di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016

  • Kamariati Kamariati Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh
  • Sri Rahayu Sanusi Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh
  • Defriman Djafri Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh
Keywords: Umur ibu, Riwayat kehamilan, Riwayat Persalinan, Kematian bayi

Abstract

ABSTRAK

Latar Belakang: Angka kematian bayi pada tahun 2016 di Kabupaten Aceh Utara masih tinggi dibandingkan dengan tahun 2015 disebabkan oleh pengetahuan ibu hamil yang masih rendah tentang kondisi kehamilannya, riwayat kehamilan sebelumnya, riwayat persalinan yang pernah dialaminya dikarenakan petugas kesehatan juga terbatas kemampuannya dalam menyampaikan informasi dan terbatas ketrampilannya dalam memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada ibu hamil dan keluarganya. Penelitian ini bertujuan menganalisis kasus kematian bayi di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara tahun 2016.

Metode: Penelitian kuantitatif ini bersifat deskriptif analitik dengan desain penelitian case control. Populasi kasus adalah seluruh kematian bayi yang ada pada laporan Format Pantau dan Rekam Jejak Kematian Bayi sejumlah 90 bayi dan populasi kontrol adalah bayi lahir hidup sejumlah 90 bayi pada tahun 2016 di wilayah keja Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara. Analisis data menggunakan uji regresi logistik dengan program komputer STATA 13.

Hasil: Penelitian diperoleh ada hubungan antara umur ibu (p-value=0,000, OR (95% CI)= 10,24) dan riwayat persalinan (p-value = 0,003, OR (95% CI)=0,38 dengan kematian bayi di Kabupaten Aceh Utara serta tidak ada hubungan antara riwayat kehamilan dengan kematian bayi di Kabupaten Aceh Utara. Lebih lanjut berdasarkan hasil analisis multivariat didapatkan umur ibu (p-value=0,001, OR (895% CI)=12,44) merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kematian bayi di Kabupaten Aceh Utara.

Kesimpulan: Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang kehamilan, persalinan, KB dan reproduksi yang sehat untuk mengurangi risiko terjadinya kematian bayi,  bidan di desa harus lebih pro aktif untuk mencari ibu hamil yang droup out dalam pemeriksaan kehamilannya.

ABSTRACT

Background: The infant mortality rate in 2016 in North Aceh District was still high compared to 2015 due to the low knowledge of pregnant women about their pregnancy conditions, previous pregnancy history, history of childbirth that they had experienced because health workers also had limited ability to convey information and limited skills in providing comprehensive health services to pregnant women and their families. This study aims to analyze cases of infant mortality in the work area of ​​the North Aceh District Health Office in 2016.

Methods: This quantitative research is descriptive analytic with a case control research design. The case population is all infant deaths in the Monitoring Format report and the Track Record of Infant Mortality of 90 babies and the control population is 90 live babies in 2016 in the work area of ​​the North Aceh District Health Office. Data analysis used logistic regression test with STATA 13 computer program.

Results: The study found that there was a relationship between maternal age (p-value = 0.000, OR (95% CI) = 10.24) and history of labor (p-value = 0.003, OR (95% CI) = 0.38 with infant mortality. in Aceh Utara District and there was no relationship between pregnancy history and infant mortality in Aceh Utara District. Furthermore, based on the results of multivariate analysis, it was found that maternal age (p-value = 0.001, OR (895% CI) = 12.44) was the most significant factor. related to infant mortality in Aceh Utara District.

Conclusion: To increase education to the community about pregnancy, childbirth, family planning and healthy reproduction to reduce the risk of infant mortality, village midwives should be more proactive in finding pregnant women who droup out in their antenatal care.

Published
2021-03-19