Uji Serologi pada Penderita Tuberkulosis Aktif

  • Buchari Buchari Bagian Patologi Klinik FK Unsyiah/RSUZA Banda Aceh
Keywords: Tuberkulosis, Uji serologi, Hemagglutin inhibitor, Mycodot, Imunochromatografi

Abstract

Tuberkulosis (TB) tetap menjadi penyebab utama morbiditas dan kematian di dunia. Menurut laporan WHO tahun 2015, diperkirakan ada 1 juta kasus baru di Indonesia. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Untuk sebagian besar pasien, diagnosis TB masih tergantung terutama pada mikroskop sputum, foto thorak dan uji tuberkulin. Tes ini memiliki keterbatasan dalam sensitivitas dan spesivitas, terutama pada orang dengan HIV. Kultur pada media padat mungkin memakan waktu berminggu-minggu untuk mendapatkan hasil positif. Tes serologis sudah lama dikembangkan dan telah berhasil digunakan untuk diagnosis seperti Enzym linked immunosorbent assay (ELISA), uji hemagglutin inhibitor, Mycodot (LAM), imunochromatography (ICT), dan lain-lain. Uji serologis berkaitan untuk mendeteksi respons kekebalan tubuh humoral (antibodi) terhadap antigen M. tuberkulosis. Dibandingkan dengan mikroskopi, uji serologis TB berpotensi memungkinkan diagnosis cepat seperti imunochromatography (ICT) karena tes ini memiliki keunggulan kecepatan (hasil dapat tersedia dalam beberapa menit), teknologi dan pelatihan sangat sederhana.

Published
2020-09-20