Manifestasi Klinis, Pendekatan Diagnosis, dan Tatataksana Campak dengan Pneumonia pada Anak dengan Status Imuisasi Tidak Lengkap

  • Aswan Suwandi Rumah Sakit Umum Haji Medan, Sumatera Utara
Keywords: Campak, Pneumonia, Imunisasi

Abstract

Campak (Morbili) tetap menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas global, dengan lebih dari 100.000 kematian per tahun, mayoritas terjadi di negara berpendapatan rendah. Infeksi virus akut dan sangat menular ini, disebabkan oleh paramyxovirus, ditandai dengan tiga stadium klinis (prodromal, erupsi, konvalesensi), dan memiliki efek imunosupresif berkepanjangan yang meningkatkan kerentanan terhadap infeksi sekunder. Komplikasi paling fatal adalah pneumonia, yang secara patogenesis disebabkan oleh kerusakan sel epitel virus dan diikuti oleh infeksi sekunder bakteri (terutama S. pneumoniae, H. influenzae). Faktor kemiskinan, gizi kurang, dan polusi udara memperburuk risiko kematian akibat pneumonia pada anak. Di Indonesia, kasus campak yang terkonfirmasi didominasi oleh anak yang belum terimunisasi (78,9% pada 2024), menunjukkan cakupan vaksinasi yang masih jauh dari target minimal 95%, meskipun kejadian Luar Biasa (KLB) suspek campak telah menurun. Tatalaksana campak bersifat suportif, termasuk rehidrasi, pemberian antipiretik, dan suplemen Vitamin A dosis tinggi selama dua hari untuk menurunkan mortalitas dan mempercepat penyembuhan. Intervensi farmakologi hanya diberikan untuk komplikasi bakteri. Pencegahan primer melalui imunisasi Campak/MR/MMR sesuai jadwal IDAI (mulai usia 9 bulan) dan vaksin PCV untuk pencegahan pneumonia merupakan strategi krusial yang terbukti efektif menyelamatkan jutaan jiwa secara global.

Published
2025-06-30