Strategi Tatalaksana Tuberkulosis Sensistif Obat pada Anak

Abstract

Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Infeksi primer terjadi pada paparan pertama terhadap tuberkel basili. Hal ini biasanya terjadi pada masa anak, oleh karenanya sering diartikan sebagai TB anak. Secara umum penegakkan diagnosis didasarkan pada konfirmasi bakteriologis, gejala klinis, bukti infeksi TB, dan gambaran foto thorak sugestif TB. Baku emas diagnosis TB adalah pemeriksaan biakan. Diagnosis anak dengan menggunakan sistem skoring dapat dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan primer. Terapi TB pada anak dengan BTA negatif terdiri dari INH, rifampisin, dan pirazinamid pada fase inisial 2 bulan pertama kemudian diikuti oleh rifampisin dan INH pada 4 bulan fase lanjutan. Idealnya setiap anak dipantau setidaknya setiap 2 minggu pada fase intensif dan setiap 1 bulan pada fase lanjutan sampai terapi selesai.

Tuberculosis is a chronic infection caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis. Primary infection occurs with the first exposure to tubercle bacilli. This usually occurs in childhood, therefore it is often called as child TB. In general, diagnosis is based on bacteriological confirmation, clinical symptoms, evidence of TB infection, and chest radiographs suggestive of TB. Culture is the gold standard for diagnosis. Scoring system can be carried out at primary health care facilities for diagnosing TB in children. TB management in smear negative children consists of INH, rifampicin, and pyrazinamide in the initial phase of the first 2 months followed by rifampicin and INH for 4 months as maintenance phase. Ideally children are monitored at least every 2 weeks in the intensive phase and every 1 month in the continuation phase until therapy is completed.