Penatalaksanaan Asites pada Sirosis Hepatis
Abstract
Terapi asites yang adekuat akan meningkatkan kualitas hidup pasien sirosis dan mencegah komplikasi. Tirah baring tidak direkomendasikan sebagai terapi asites. Pasien asites dihindari pemberian cairan infus intravena yang mengandung natrium namun pada keadaan gangguan ginjal dengan hiponatremia berat dapat diberikan cairan kristaloid ataupun koloid. Diet rendah garam terutama pada pasien yang mengalami asites untuk pertama kalinya dapat mempercepat perbaikan asites. Restriksi cairan dilakukan hanya pada pasien dengan hiponatremia dilusi. Terapi pertama asites disarankan spironolakton dengan dosis awal 100 mg dan dinaikkan 100 mg/hari sampai 400 mg/hari, jika terapi tunggal gagal mengurangi asites, furosemid dapat ditambahkan 160 mg/hari namun dengan pantauan klinis dan biokimia yang ketat. Large volume paracentesis (LVP) merupakan terapi pilihan pada pasien dengan asites derajat 3 dan asites refrakter. Pemberian diuretik biasanya diberikan 1-2 hari setelah parasintesis dan tidak meningkatkan resiko post paracentesis circulation disfunction . Transjugular intrahepatic portosystemic shunt dapat dipertimbangkan pada pasien yang sangat sering membutuhkan LVP, atau pada mereka yang tidak efektif dilakukannya LVP seperti asites yang terlokalisir. Peritoneo-venous shunt diindikasikan pada pasien asites refrakter yang tidak dapat dilakukan TIPS dan tranplantasi hati dan memiliki banyak skar di perut sehingga parasintesis tidak aman dilakukan. Peritonitis bakterialis spontan sembuh dengan terapi antibiotik pada sekitar 90 % pasien . Terapi pilihan pertama sindroma hepatorenal adalah terlipressin kombinasi dengan albumin.