Diagnosis dan Penatalaksanaan Stenoisis Laringotrakhea

  • safarianti Anzib Universitas Syiah Kuala
  • Lily Setiani Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala & Leher, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
  • Benny Kurnia Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala & Leher, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Abstract

Stenosis laringotrakea adalah istilah umum yang mengacu pada sekelompok kondisi yang mengakibatkan penyempitan lumen jalan napas sentral pada tingkat glotis, subglotis, atau trakea yang dapat menyebabkan morbiditas pasien yang parah. Awalnya, etiologi laringotrakeal didominasi infektif, namun sekarang 90% dari semua stenosis laringotrakeal disebabkan oleh trauma post-intubasi. Penyakit ini memiliki kompleksitas karena masalah dan kesulitan dalam memulihkan jalan napas untuk kembali normal. Tidak ada pendekatan tunggal yang memberikan hasil memuaskan yang dapat diprediksi. Pengobatan optimal pada stenosis laringotrakeal berat dan prosedur pilihan adalah anastomosis reseksi, namun derajat stenosis yang tidak terlalu parah dan pada pasien dengan kondisi komorbiditas, dapat ditatalaksana dengan pendekatan yang lebih konservatif seperti pemasangan stent.

Laryngotracheal stenosis is an umbrella term refers to a group of conditions resulting in narrowing of the central airway lumen at the level of the glottis, sub glottis, or trachea that cause severe morbidity. Initially, laryngotracheal etiologies were predominantly infective, but nowadays 90% of all laryngotracheal stenosis are caused by post-intubation trauma. The complexity of this disorder are due to difficulties in restoring the normal airway. There is no single approach given satisfactory results. The optimal treatment in severe laryngotracheal stenosis is resection anastomosis, however less severe degrees of stenosis and patients with comorbidities, could be managed with more conservative approaches such as stenting.

Published
2023-01-24