Kejadian Stroke Non Hemoragik pada Pasien COVID-19 dengan Fraksi Ejeksi Ventrikel Rendah

Abstract

Salah satu faktor risiko yang berhubungan dengan stroke iskemik adalah gagal jantung. Beberapa mekanisme yang mendasari hubungan ini termasuk pembentukan trombus, disfungsi endotel, faktor reologi, dan malfungsi autoregulasi serebral. Menurut beberapa data epidemiologi, 10% -24% dari semua pasien stroke memiliki riwayat gagal jantung. Terdapat hubungan yang signifikan antara fraksi ejeksi yang rendah dengan luaran stroke kardioemboli. Diperkirakan, terdapat hubungan antara penurunan LVEF dan kejadian tromboemboli (stroke atau emboli perifer). Insiden stroke pada pasien COVID-19 dengan fraksi ejeksi ventrikel rendah belum banyak dipublikasikan. Kejadian stroke pada pasien COVID-19 dengan fraksi ejeksi ventrikel yang rendah kemungkinan disebabkan oleh kerusakan vaskular, disfungsi endotel, dan tromboemboli yang menyebabkan hipoperfusi jaringan. Inilah yang menyebabkan stroke non hemoragik.

One of the risk factors associated with ischemic stroke is heart failure. Some of the mechanisms underlying this association include thrombus formation, endothelial dysfunction, rheological factors, and malfunctions of cerebral autoregulation. According to some epidemiological data, 10%-24% of all stroke patients have a history of heart failure. There is a significant relationship between low ejection fraction and cardioembolic stroke outcome. It is thought that there is an association between decreased LVEF and thromboembolic events (stroke or peripheral embolism). The incidence of stroke in COVID-19 patients with low ventricular ejection fraction has not been widely published. The incidence of stroke in COVID-19 patients with low ventricular ejection fraction may be caused by vascular damage, endothelial dysfunction, and thromboembolism that cause tissue hypoperfusion. This is what causes a non-hemorrhagic stroke.